Lilin paskah berasal dari kata dasar lilin.
Lilin besar yang diberkati pada upacara malam paskah, dan dinyalakan selama masa paskah sebagai lambang kristus yang bangkit dari kematian, ditempatkan di samping meja altar dinyalakan pada setiap upacara liturgi sesudah hari raya pantekosta yang merupakan penutup masa paskah, dipadamkan setelah pembacaan injil dalam masa terakhir hari tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti lilin paskah adalah lilin besar yang diberkati pada upacara malam paskah, dan dinyalakan selama masa paskah sebagai lambang kristus yang bangkit dari kematian, ditempatkan di samping meja altar dinyalakan pada setiap upacara liturgi sesudah hari raya pantekosta yang merupakan penutup masa paskah, dipadamkan setelah pembacaan injil dalam masa terakhir hari tersebut.